Skip to main content

Makalah Amtsal dan Aqsam



BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk bahasa Arab, sebab masyarakat yang dihadapi pada masa itu adalah masyarakat Arab. Ketika mereka menerima pemberitaan ini, tentunya ada yang percaya dan mengimani sepenuh hatinya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada yang mengingkari dan tidak mau mempercayai kebenaran Al-Qur’an.
Kesiapan jiwa setiap individu sangat menentukan bagaimana reaksinya terhadap penerimaan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Illahi. Bermacam-macam uslub dalam Al-Qur’an ditujukan untuk memikat hati mereka, agar mereka tertarik untuk menerima kebenaran wahyu. Di antara uslub yang dipergunakan adalah amtsal dan qasam, untuk memperkuat kebenaran berita yang akan disampaikan kepada manusia. Tidak sedikit peumpamaan dan sumpah yang dipergunakan Allah SWT dalam Al-Qur’an, agar manusia menjadi terbuka hatinya, menerima suatu kebenaran.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mendalami materi Aqsam Al-Qur’an dalam materi pembelajaran ini, kaitannya untuk menambah keyakinan kita tehadap kebenaran Al-Qur’an dan khazanah keilmuan yang ada di dalamnya.






BAB II
PEMBAHASAN

A.  Amtsal Al-Qur’an

Dalam pembahasan mengenai amtsal al-Qur’an, terdiri dari pengertian-pengertian amtsal al-Qur’an, pembagian amtsal al-Qur’an, serta faedah-faedah dari amtsal al-Qur’an yakni sebagai berikut :

a.    Pengertian Amtsal Al-Qur’an

Secara etimologi, amtsal berasal dari bahasa Arab, yang merupakan jama’ dari    مثلyang artinya perumpamaan atau serupa.

Ada juga sebagian ulama’ yang mengatakan bahwa mitslu adalah:
وَقَدْ أ اسْتُعِيْرَ الْمِثْلُ لِلْحَالِ أَوْ الْصِّفَةِ أَوْ الْقِصَّةِ إِذَا كَانَ لَهَا شَأْنٌ وَفِيْهَا غَرَابَةٌ
Yaitu keadaan, sifat atau cerita yang asing dan aneh.
Sedangkan pengertian amtsal secara terminologi ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama’,yaitu:
Pengertian mitslu menurut ulama’ ahli ilmu adab adalah:
وَالْمِثْلُ فِي الْأَدَبِ قَوْلٌ مُحْكِيٌّ سَائِرٌ يُقْصَدُ بِهِ تَشْبِيْهُ حَالِ الَّذِي حُكِىَ فِيْهِ بِحَالِ الَّذِي قِيْلَ لِأَجْلِهِ.
Artinya: “Mitslu dalam ilmu adab adalah ucapan yang disebutkan untuk menggambarkan ungkapan lain yang dimaksudkan untuk menyamakan atau menyerupakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang dituju.”
Maksudnya adalah menyerupakan perkara yang disebutkan dengan asal ceritanya. Maka amtsal menurut definisi ini harus ada asal ceritanya. Contohnya pada ucapan orang arab رُبَّ رَمِيَّةٍ مِنْ غَيْرِ رَامٍ (banyak panahan dengan tanpa ada orang yang memanah). Maksudnya adalah banyak musibah yang terjadi karena salah langkah. Kesamaannya adalah terjadinya sesuatu dengan tanpa ada kesengajaan.
Pengertian mitslu menurut ulama’ ahli ilmu bayan adalah:
الْمَجَازُ الْمُرَكَّبُ الَّذِي تَكُوْنُ عَلَاقَتُهُ الْمُشَابِهَةُ مَتَى فَشَا إِسْتِعْمَالُهُ
Yaitu majas/kiasan yang majemuk yang mana keterkaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah penyerupaan. Maka bentuk amtsal menurut definisi ini adalah bentuk isti’aarah tamtsiiliyyah, yakni kiasan yang menyerupakan. Seperti:
وَمَا الْمَالُ وَالْأَهْلُوْنَ إِلِّا وَدَائِعُ ◊ وَلَا بُدَّ يَوْمًا أَنْ تُرَدَّ الْوَدَائِعُ
Tiadalah harta dan keluarga melainkan bagaikan titipan; pada suatu hari titipan itu pasti akan dikembalikan.
Dalam syair di atas, tampak jelas penyair menyerupakan harta dan keluarga dengan benda titipan yang dititipkan oleh seseorang kepada kita, yang sama-sama bisa diambil sewaktu-waktu oleh orang yang menitipkannya.
Sebagian ulama’ ada juga yang menyatakan pengertian mitslu adalah:
إِنَّهُ إِبْرَازُ الْمَعْنَى فِي صُوْرَةٍ حِسِّيَةٍ تَكْسِبُهُ رَوْعَةً وَ جَمَالًا
Yaitu mengungkapkan suatu makna yang abstrak dalam bentuk sesuatu yang konkret yang elok dan indah. Contohnya seperti ungkapan الْعِلْمُ نُوْرٌ (ilmu itu seperti cahaya). Dalam hal ini adalah menyamakan ilmu yang bersifat abstrak dengan cahaya yang konkret, yang bisa diindera oleh penglihatan. Amtsal menurut definisi ini tidak disyaratkan adanya asal cerita juga tidak harus adanya majaz murakkab.
Melihat dari pengertian-pengertian mitslu di atas, maka amtsal al-Qur’an setidaknya berupa penyamaaan keadaan suatu hal dengan keadaan hal yang lain. Penyerupaan tersebut baik dengan cara isti’arah (menyamakan tanpa menggunakan adat tasybih), tasybih sharih (menyamakan yang jelas dengan adanya adat tasybih), ayat-ayat yang menunjukkan makna yang indah dan singkat, atau ayat-ayat yang digunakan untuk menyamakan dengan hal lain. Karena itulah, kesimpulan akhir dalam mendefinisikan amtsal al-Qur’an adalah:
إِبْرَازُ الْمَعْنَى فِي صُوْرَةٍ رَائِعَةٍ مُوْجِزَةٍ لَهَا وَقَعُهَا فِي الْنَّفْسِ سَوَاءٌ كَانَتْ تَشْبِيْهًا أَوْ قَوْلًا مُرْسَلًا
Yaitu menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal (ungkapan bebas). Definisi inilah yang relevan dengan yang terdapat dalam al-Qur’an, karena mencakup semua macam amtsal al-Qur’an.

b.    pembagian Amtsal Al-Qur’an

1.    amtsal musharrahah

Yaitu perumpamaan yang jelas yang di dalamnya terdapat lafazh matsal atau lafazh lain yang menunjukkan arti persamaan atau perumpamaan. Amtsal jenis ini banyak terdapat dalam al-Qur’an.

Contoh:

ã@sW¨B tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムóOßgs9ºuqøBr& Îû È@Î6y «!$# È@sVyJx. >p¬6ym ôMtFu;/Rr& yìö7y Ÿ@Î/$uZy Îû Èe@ä. 7's#ç7/Yß èps($ÏiB 7p¬6ym 3 ª!$#ur ß#Ï軟Òム`yJÏ9 âä!$t±o 3 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇËÏÊÈ  

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui” (al-Baqarah 261).

Dalam ayat ini dijelaskan keuntungan besar bagi orang-orang yang mau berinfak dengan menyamakannya terhadap orang yang menanam 1 butir biji yang kelak menghasilkan 700 butir biji. Penyamaan pahala orang yang infak dengan hasil tanaman pada ayat ini jelas menggunakan lafazh matsal (مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ…). Dalam ayat ini yang disamakan adalah keuntungan.

2.    amtsal kaminah

Yaitu perumpamaan yang tidak jelas dengan tanpa menggunakan lafazh matsal atau sejenisnya, akan tetapi artinya menunjukkan arti perumpamaan yang indah dan singkat. Makna amtsal seperti ini akan mengena jika lafazh tersebut dinukilkan kepada hal yang menyerupainya.

Contoh :

Sebagaimana ungkapan yang disebutkan orang Arab yang berupa خَيْرُ الْأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا (sebaik-baiknya perkara adalah tengah-tengah). Ungkapan ini merupakan hasil perumpamaan dari beberapa ayat al-Qur’an, di antaranya:

إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ…الأية
Artinya: “…bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu…”(al-Baqarah 68).

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” al-Furqan 67.

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” Al-Israa’ 29.



وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
Artinya: “…Katakanlah: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” Al-Israa’ 110.
Begitu juga masih banyak ungkapan orang-orang arab yang merupakan hasil perumpamaan al-Qur’an.

3.    amtsal mursalah

Yaitu beberapa jumlah kalimat yang bebas yang tidak jelas tanpa menggunakan lafazh tasybih. Amtsal mursalah ini adalah beberapa ayat al-Qur’an yang berlaku sebagai perumpamaan.

Contoh :

قَالَتِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ…الأية
Artinya: “…Berkata isteri Al-Aziz: “Sekarang jelaslah kebenaran itu…” (Yusuf 51).

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ…الأية
Artinya: “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu…” (al-Baqarah 261).


c.    Faedah-faedah Amtsal Al-Qur’an

1.    Menampilkan sesuatu yang abstrak kedalam sesuatu yang konkrit-material yang dapat di inderakan manusia, dengan ini akal dengan mudah menerima pesan dari perumpamaan tersebut.

2.    Menyingkap makna yang sebenarnya dan memperlihatkan hal yang gaib melalui paparan yang nyata.

3.    Menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang singkat sebagaimana dalam amtsal kaminah dan mursalah.

4.    Membuat sipelaku amtsal senang dan bersemangat
.
5.    Menjauhkan seseorang dari sesuatu yang tidak disenangi.

6.    Memberikan pujian kepada pelaku amtsal.

7.    Memperlihatkan bahwa yang dijadikan perumpamaan memiliki sifat yang tidak disenangi manusia.

8.    Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengena dihati lebih mantap dalam menyampaikan nasehat dan lebih kuat pengaruhnya.

d.   Contoh-contoh Amtsal di dalam Al-Qur’an

1.    Perumpamaan orang mukmin
* ã@sWtB Èû÷üs)ƒÌxÿø9$# 4yJôãF{$%Ÿ2 ÉdO|¹F{$#ur ÎŽÅÁt7ø9$#ur ÆìŠÏJ¡¡9$#ur 4 ö@yd Èb$tƒÈqtFó¡o ¸xsWtB 4 Ÿxsùr& tbr㍩.xs? ÇËÍÈ  
Artinya : Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama Keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada Perbandingan itu)?”.

2.    Perumpamaan orang yang menafkahkan harta
ã@sW¨B tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムóOßgs9ºuqøBr& Îû È@Î6y «!$# È@sVyJx. >p¬6ym ôMtFu;/Rr& yìö7y Ÿ@Î/$uZy Îû Èe@ä. 7's#ç7/Yß èps($ÏiB 7p¬6ym 3 ª!$#ur ß#Ï軟Òム`yJÏ9 âä!$t±o 3 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇËÏÊÈ  
Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”.
3.    Perumpamaan tentang orang kafir
  
Artinya :Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. mereka tuli, bisu dan buta, Maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti”.

4.    Perumpamaan tentang orang musyrik
  
Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”.

B.  Aqsam Al-Qur’an

Dalam pembahasan mengenai aqsam al-Qur’an, juga terbagi pada beberapa penjelasan seperti, pengertian aqsam al-Qur’an, unsur-unsur pada aqsam, pembagian aqsam, faedah aqsam dalam al-Qur’an yakni sebagai berikut :

a.    Pengertian Aqsam Al-Qur’an

Menurut bahasa aqsam adalah jama’ dari qasam adalah sinonim dari al-hilf dan al-yamin yang mempunyai arti “sumpah” الاقسام جمع قسم بمعنى الحلف واليمين Menurut Louis Ma’luf qasam berarti bersumpah dengan Allah atau lainnya ( اليمين بالله تعا لى اوغيره ) .
Ada yang berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara qasam dengan “half”.dalam Al-Qur’an, kata “half” disebutkan 13 kali. Sedangkan kata “qasam” disebutkan sebanyak 24 kali. Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, dari segi bahasan, kata qasam, yamin dan half sama saja.
Dari definisi menurut bahasa ini kita dapat menyimpulkan bahwa secara umum segala perbuatan atau tingkahlaku yang kita lakukan dengan pemberian penguatan, entah penguatan itu kita sandarkan kepada Allah SWT atau yang lain maka ini di namakan” sumpah”. Contoh demi langit, demi ibuku, demi Allah dan seterusnya.
Adapun Pengertian qasam menurut istilah adalah sebagai berikut. Menurut Imam Az-Zarqani, yang dimaksud sumpah adalah جعله يؤكدبهاالخيبر (kalimat untuk mentaukidkan menguatkan suatu pemberitaan). Ibn Al-Qayyim, dalam bukunya Al-Tibyan, memberikan definisi sumpah dengan kalimat تحقيق الحبروتاكيده (untuk mentahqiq perintah dan mentaukidkannya).
Sedangkan menurut Manna’ Al-Qattan, sumpah ialah:

ربط النفسو بالامتناع عن شيء او الاقدام عليه بمعنى معظم عند الحالف حقيقة او اعتقادا
Artinya: Untuk menguatkan jiwa agar orang tidak melaksanakan sesuatu, atau melakukan sesuatu, dengan sesuatu yang diagungkan/dimuliakan, baik dalam wujudnya yang hakiki, maupun hanya dalam keyakinan.
Adapun menurut Ridwan Nasir, secara istilah qasam berarti ikatan jiwa untuk melakukan sesuatu perbuatan, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata maupun hanya keyakinan saja.
Dari berbagai macam dan perbedaan definisi tersebut secara garis besar qasam dapat disimpulkan sebagai berikut: Sumpah adalah ikataan jiwa (hati) untuk tidak melakukan atau melakukan suatu perbuatan, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun keyakinan saja.
Hal ini dapat menunjukkan pada kita bahwa dalam bersumpah itu ada keyakinan untuk memenuhi sumpah tersebut dan tidak ada peluang untuk mengingkari karena ada ikatan keyakinan dengan yang diagungkan (dimuliakan).

b.    Unsur-unsur dalam Aqsam

1.    Fi’il  transitif dengan huruf  ب

Bentuk asal aqsam adalah fi’il aqsama atau ahlaha yang transitif dengan ب kemudian disusul dengan muqsam bih dan muqsam alaih yang dinamakan juga jawab aqsam, missal :
Artinya : Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.

2.    Muhkam bih adalah sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah

Di dalam al-Qur`an Allah terkadang bersumpah dengan dirinya sendiri terkadang pula dengan sifat-sifatnya. Sumpahnya dengan sebagian makhluknya menunjukkan bahwa makhluk itu merupakan salah satu dari keagungannya. Di dalam al-Qur`an, Allah bersumpah dengan dirinya sendiri, missal : 
Artinya : “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan”.

3.    Muqsam alaih (Jawab Qasam)
Muqsam alaih yaitu sesuatu yang dilakukan sumpah, atau kata lain terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah. Untuk itu, tidak tepat difungsikan, kecuali menyangkut hal-hal berikut :
a.    Hendaklah yang disumpah atasnya memiliki kepentingan tersendiri
b.   Hendaklah lawan bicara berada dalam kondisi meragukan ini pembicaraan
c.    Lawan bicara tidak percaya terhadap ini pembicaraan.





c.    Macam-macam Aqsam Al-Qur’an

1.    Qasam dhahir (nampak/ jelas)

Yaitu qasam yang fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bih-nya (al maarij). Seperti ayat berikut :


وَأَقْسَمُواْ بِاللّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لاَ يَبْعَثُ اللّهُ مَن يَمُوتُ.... ( النحل: ٣٨ )

Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: ‘Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”.

Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasam-nya, dan dicukupkan dengan huruf “ba’”, “wawu”, dan ta’”. Seperti :

وَالضُّحَى. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى ( الضحى : ١-٢­ )

Artinya : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap).”

2.    Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar)

Yaitu qasam yang didalamnya tidak dijelaskan/ disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih-nya. Tetapi yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah qasam adalah kata-kata setelahnya yang diberi lam taukid yang masuk kedalam jawab qasamnya. Seperti :


لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ...( آل عمران : ١٨٦ )

Artinya : “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.”


d.   Faedah-faedah Aqsam Al-Qur’an

1.    Memperkuat informasi yang hendak disampaikan
2.    Menyempurnakan hujjah atau argumentasi.
Faedah qasam menurut Ridwan Nasir ada 3 yaitu:
1.    Menyempurnakan bukti. Digunakan untuk memperkuat dalil yang disampaikan bagi orang yang mengingkarinya.

2.    Menegaskan kebenarannya. Sehingga dapat menghilangkan keragu-raguan terhadap kebenaran yang telah nyata

3.    Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima dan dipercaya oleh pendengarnya. Pendengar berita itu dapat bersikap dengan 3 kemungkinan, yaitu:

a.    Orang netral. Orang yang netral apabila diberi kabar tanpa penguat sudah merasa yakin . Atau dengan kata lain apabila mukhatabnya merupakan orang yang belum mempunyai persepsi akan pernyataan yang diterangkan padanya, maka perkataan yang disampaikan padanya tidak perlu memakai penguat (ta’kid).

b.   Orang ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu apabila diberi khabar perlu sedikit penguat (disebut Kalam Thalaby, Al-Hadid:8)

Yang dimaksud dengan perjanjianmu ialah Perjanjian ruh Bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia bahwa Dia mengakui (naik saksi), bahwa Tuhan-nya ialah Allah, seperti tersebut dalam ayat 172 surat Al-A´raaf.

c.    Orang Ingkar. Orang yang inkar saat diberi khabar akan menyangkal berita itu sehingga perlu ada penguat berupa kalam ingkar sebagai Ta’kid kebenaran berita ( Kalam Inkari: Al-Nisa’: 40)
Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.

Al-Bukhari dalam bukunya, Mahasin AL-Islam wa Syara’I Al-Islam telah menuturkan rahasia-rahasia dibalik penyebutan nama Allah dalam bersumpah, diantaranya :
1.    Melalui sumpah seseorang mengepresikan pemuliaan hatinya trehadap Allah dengan menyebut namanya.
2.    Menghiasi pembicaraan dengan menyebut nama Allah.
3.    Huruf yang diperkenankan untuk dipakai ketika bersumpah adalah ب,ت, dan و.
4.    Terkadang Allah bersumpah dengan menggunakan huruf naif (negatif).
5.    Seandainya seseorang bersumpah untuk tidak mengerjakan shalat dan puasa ramadhan, maka batalllah sumpahnya. Hal ini karena, sumpahnya itu tidak dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan kedua kewajiban itu.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari uraian di atas tentang amtsal al-Qur’an, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Amtsal al-Qur’an adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
2.      Macam-macam amtsal al-Qur’an adalah amtsal yang jelas dengan menggunakan lafazh mitslu atau sesamanya, amtsal yang terselubung tanpa menggunakan lafazh mitslu dan amtsal yang berupa ungkapan bebas tanpa ada adat tasybih.
3.      Faedah mempelajari amtsal al-Qur’an yang terpenting adalah mendorong manusia untuk melakukan amal ibadah dan mencegahnya melakukan hal-hal yang dibenci oleh agama serta menggambarkan hal-hal abstrak dengan hal-hal yang nyata agar pemahamannya semakin mantap dalam hati manusia.. Tujuannya agar manusia mengambil pelajaran dari al-Qur’an dengan mengambil hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk demi mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
4.      Amtsal al-Qur’an lebih mampu dinalar karena hal-hal yang masih abstrak diumpamakan dengan nyata dan indah sehingga lebih mengena di hati.
Dari uraian mengenai aqsam al-Qur’an, kesimpulannya yaitu :

Sumpah yang diucapkan oleh Allah SWT sangat berbeda dengan sumpah makhluknya, Allah boleh bersumpah demi seluruh apapun makhlukny, karena Allah yang menciptakan segalanya, sedangkan manusia hanya boleh bersumpah demi Tuhannya.

Allah mengucapkan sumpah berarti memperingati manusia agar benar-benar memahami peringatan Allah, dan bersiap-siap dengan balasan yang terdapat pada jawaban sumpah tersebut.















DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mudzakir. 2011. Studi Ilmu-Ilmi Al-Qur’an. Bogor : Pustaka Litera Antarnusa.
Muhammad Ismail Ibrahim.  Sisi Mulia Al-Qur`an. 1986. Jakarta:  CV Rajawali.
Rosihon Anwar. 2007. Ulum Al-Qur’an. Bandung : CV Pustaka setia.       
Teungku M.Hasbi Ash Shiddiqiy. 2002. Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Comments

  1. Gambling in New York - CasinoCyclopedia
    Casinos are known for offering 전라북도 출장샵 a variety of games, 제천 출장마사지 from slot machines to table games to live 시흥 출장마사지 dealer games. 성남 출장안마 And the casino 군산 출장마사지 has some of the best bonuses and

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Download Video Youtube Paling Gampang

Hai sobat youtubers ... Kalian dapat menyimpan video yang anda sukai di youtube.com tanpa perlu online setiap hari, dan buffering. Cukup anda download sekali seumur hidup anda...hehehe, Dalam hal ini, saya menawarkan 3 motode pilihan: 1. Menggunakan website id.savefrom.net ( recommended) 2.memakai kode "ss" 3. menggunakan website converter   1. Menggunakan website savefrom.net ( recommended) Open video youtube yg akan di download. klik tombol share / bagikan , pilih salin URL. buka website  SaveFrom . Paste di kolom URL. Enjoy it. 2. Memakai Kode "ss" untuk menggunakan cara ini, terlbih dahulu anda masuk ke laman youtube. kemudian cari video yg anda inginkan dan putar video tersebut. pada saat video berjalan, anda tambahkan huruf "ss" pada adress bar diatas , contoh: http//www.youtube.com/watch/blablblbalballab tambahkan "ss" pada awal kata youtube, sehingga menjadi: http//www.ssyoutube.com/watch/blablblbalballab kemudian anda akan mas

Gaya Bahasa Al Quran

I.P ENDAHULUAN Al-Quran   merupakan firman Tuhan yang memiliki kemukjizatan dalam berbagai aspeknya. Salah satu aspek kemukjizatannya adalah aspek    bahasa. Bahasa Al-Quran diakui oleh para pakar dunia memiliki gaya bahasa yang sangat indah dan menarik untuk dikaji. Di dalamnya terdapat keharmonisan dalam pemilihan kata-kata, baik dari segi jumlah maupun ketepatan maknanya.   Didalam surat Yusuf ayat 2 yang arti nya “ kami turunkan Al-Qur`an dalam bahasa Arab, agar kalian pikirkan”. Al-Qur`an pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa nabi Muhammad Saw. Keahlian mereka adalah bahasa dan sastra Arab. Sebenarnya orang-orang Arab hidup pada masa turunnya Al-Qur`an adalah masyarakat yang paling mengetahui keunikan dan keistimewaan Al-Qur`an serta ketidakmampuan manusia untuk menyusun semacamnya. Dan juga untuk mengokohkan ayat diatas dijelaskan juga dalam Q.S An-Nahl ayat 103: “Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata,” sesungguhnya Al-Qur`an diajar