Skip to main content

Biografi Khalifah Ali Bin Abu Thalib



PEMBAHASAN
A.  Biografi Ali bin Abi Thalib
1.    Nasab
Ali bin Abi Thalib memiliki nama lengkap yaitu, Ali bin Abi Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. beliau lahir di dalam ka’bah[1], 23 tahun sebelum Hijriyah. Ali memiliki nama kecil Haidarah[2], lalu kemudian Rasulullah memberi nama Turab bagi Ali[3].
Ayah Ali bin Abi Thalib bernama Abu Thalib atau nama sebenarnya Abdi Manaf yang merupakan paman dari Rasulullah SAW. Hal itu memberi pengertian bahwa Ali adalah sepupu dari Rasulullah SAW karena Ia anak dari paman Rasul.
Ibunda Ali bin Abi Thalib bernama Fathimah bint Asad Hasyim bin Abdi mana bin Qushay. Ibunya digelari sebagai wanita pertama yang melahirkan seorang putera Bani Hasyim[4]. Didalam hal ini, berarti Ali bin Abi Thalib adalah keturunan dari Bani Hasyim, dan Ibunya menjadi wanita pertama yang melahirkan seorang khalifah.
Ali adalah anak bungsu, Ia memiliki 3 (tiga) saudara laki-laki dan 2 (dua saudara perempuan, yaitu Ja’far , Aqil , Thalib yang masing-masingnya berjarak 10 (sepuluh) tahun dengan Ali, kemudian Ummu Hani’ dan Jumanah.
Ketika musim paceklik melanda kaum Quraisy, Abu Thalib yang memiliki banyak anak, mengundang empati Rasulullah SAW sehingga ingin meringankan bebannya. Rasul bersama kedua pamannya Hamzah dan Abbas mendatangi Abi Thalib, dan menyampaikan kehendak ingin merawat anaknya itu. Lalu Abi Thalib mengatakan “Tinggalkanlah Aqil bagiku, dan bawalah siapapun yang kamu kehendaki”. Hamzah membawa Ja’far, Abbas membawa Thalib, dan kemudian Rasulullah memilih untuk merawat Ali. Dalam hal ini memperlihatkan bahwa Abi Thalib menyayangi Aqil lebih dari yang lainnya. Dan semenjak itu Ali tinggal bersama Rasulullah dan mendapatkan kasih sayang seperti dari ayah kandungnya sendiri[5].
Sejak Ali tinggal di rumah Rasulullah, mendapat pendidikan langsung dari Rasul, yang membiasakan sifat-sifat terpuji. Ali di masa kecilnya mengalami perkembangan yang hebat, sudah terlihat bahwa dia seorang anak yang kritis dan brilian. Perkembangannya itu di tandai dengan perbedaan dengan teman-teman sebayanya yang terlihat jelas. Rasul yang mengajari agar Ali memiliki hati yang lembut, dan sadar akan kebenaran[6].
2.    Ciri-ciri Fisik Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah seseorang yang berkulit sawo matang, badannya tegap agak pendek. Memiliki jenggot panjang, mata yang besar berwarna hitam kemerah-merahan[7]. Beliau memiliki bulu dada dan bahu yang lebat, wajah yang tampan, serta ringan langkah saat berjalan[8].
3.    Ali bin Abi Thalib Masuk Islam
Ali bin Abi Thalib adalah seorang muslim sejati, Ia dilahirkan ditempat yang suci yaitu ka’bah. Tidak pernah sekalipun Ali menyembah berhala. Namun Ali masuk agama Islam secara formal adalah pada usia 7 tahun, 8 tahun dan ada pula yang menyebut sepuluh tahun[9]. Dalam refensi lain, ketika Rasulullah menerima wahyu pertama lewat perantara jibril, Ali bin Abi Thalib ketika itu berumur 9 tahun, atau ada pula yang menyebut berumur 13 tahun[10]. Namun yang pasti Ali masuk Islam ketika Ia berumur sangat muda.
Agama Islam diterimanya dengan sepenuh hati, tidak bercampur dengan pengaruh keyakinan lama dan tidak bercampur dengan sesuatu yang mengeruhkan kejernihannya. Oleh sebab itu, sangat nyata bahwa Ali adalah muslim yang murni.
4.    Istri dan Anak Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib menikah dengan putri Rasulullah SAW yaitu Fatimah binti Rasulullah. Mereka menikah setelah perang badar usai. Dengan kata lain, kedudukan Ali sudah bertambah, pertama sebagai sepupu sekalian sahabat Rasul, kemudian dipererat sebagai menantu Rasulullah SAW.
 Ali sangat setia dan mencintai Fatimah, merek dikaruniai 3(tiga) putra, yaitu Hasan, Husain, dan Muhasin tetapi Muhasin meninggal dunia saat masih bayi. Dan memiliki 2(dua) putri yang bernama Zainab al-Kubra, dan Ummu Kultsum al-Kubra.
Enam bulan setelah Rasulullah SAW wafat, Fatimah binti Rasulullah pun meninggal dunia di usia yang tidak kenap 30(tiga puluh) tahun. Lalu selanjutnya Ali bin Abi Thalib menikah dengan beberapa wanita.
Ummu Banin binti Hazam, dari pernikahan ini dikaruniai 4(empat) anak yaitu, Abbas, ja’far, Abdullah, dan Usman. Namun mereka semua terbunuh dalam perang karbala, kecuali Abbas. Laila binti Mas’ud bin Khalid bin Malik dikeruniai 2(dua) anak yaitu Ubaidullah dan Abu Bakar yang juga terbunuh di perang karbala. Kemudia Istri Ali yang lainnya bernama Atsma` binti `Umais, Ummu Habib binti Robi`ah, Ummu Said binti Urwah, Binti Umru`ul Qais, Umamah binti Abil Ash, Khaulah binti Ja’far bin Qais.
Ali bin Abi Thalib tercatat menikahi 8(delapan) wanita setelah wafatnya Fatimah binti Rasulullah namun ada sumber lain yang mengatakan ada 9(sembilan). Dari pernikahan tersebut Ali memiliki banyak keturunan, sehingga ada beberapa putra putri beliau yang tidak diketahui nama ibu kandungnya yaitu, Ummu Hani`, Maimunah, Zainab as-Shughra, Ramlah as-Shughra, Ummu Kaltsum as-Shughra, Fatimah, Umamah, Khadijah, Ummul Kiram, Ummu Ja’far, Ummu Salamah, Jumanah dan Nafisah[11].
Di antara beberapa orang istri Ali bin Abi Thalib, ada yang wafat ketika beliau masih hidup, ada pula yang diceraikan dan ketika Ali bin Abi Thalib wafat, Ia meninggalkan 4(empat) orang istri dan 19(sembilan belas) Ummu Walad (budak wanita). Jumlah keseluruhan putera-puteri Ali yaitu, 14(empat belas) putera, dan 17(tujuh belas) puteri.
B.   Keistimewaan Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib memiliki banyak keistimewaan atau keutamaan. Berikut ini beberapa keistimewaan Ali, yang terbagi dalam dua jenis, yaitu keistimewaan berdasarkan kedudukan, dan keistimewaan berdasarkan kepribadian, kemudian dilanjutkan dengan nasehat atau kata-kata mutiara dari Ali bin Abi Thalib.
1.    Kedudukan
Apabila dilihat dari kedudukan, Ali bin Abi Thalib adalah yang paling dekat nasabnya dengan Rasulullah. Pertama, Ali adalah sepupu mutlak dari Rasulullah. Kedua, Ali adalah sahabat yang telah dijamin baginya syurga. Ketiga, Ali adalah menantu Rasulullah, setiap orang pada saat itu banyak yang ingin menjadi seperti itu, agar lebih dekat dengan keluarga Rasul dan mendapat keturunan yang terhormat. Yang terakhir beliau adalah seorang khalifah Islam, yang meneruskan pucuk kepemimpinan dari khalifah Utsman bin Affan atas amanah dari Rasulullah SAW.
2.    Kepribadian
Berikut ini adalah beberapa keistimewaan Ali bin Abi Thalib, menurut Imam al-Bukhori dalam Shahinya:
a.    Mencintai Allah dan RasulNya
Ali bin Abi Thalib masuk Islam dengan hati yang teguh, dan beliau telah ikut bersama dengan Rasulullah menegakkan Islam. Lalu bukti yang tegas menyatakan bahwa Ali sungguh-sungguh mencintai Allah dan Rasul, yaitu terdapat dalam Sabda Rasul yang diriwayatkan Sahal bin Sa’ad.
Di dialam hadits itu diceritakan bahwa Rasulullah akan memberikan sebuah bendera besok hari kepada seseorang yang sangat mencintai Allah dan RasulNya. Lalu orang-orang bertanya dan sambil berharap bahwa dirinyalah yang akan diberikan bendera. Pada esok harinya, disaat orang sudah menanti Rasulullah bertanya, “Dimanakah Ali bin Abi Thalib?”. Ali tidak ada di majelis itu karena beliau menderita sakit pada kedua matanya. Lalu Ali dibawa menghadap Rasul, dan Rasul meludah pada kedua mata Ali sambil berdoa, dan seketika mata Ali sehat seperti tidak pernah sakit.
Kemudian Rasul menyerahkan bendera yang sudah dinanti-nanti kepada Ali bin Abi Thalib[12]. Inilah bukti yang akurat, bahwa Rasulullah sendiri yang menibatkan bahwa Ali orang yang sangat mencintai Allah dan RasulNya.
b.    Kelembutan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib
Rasulullah selalu lembut kepada istrinya, namun Ali juga mendapati Rasul seperti itu, ketika Rasul datang kerumah Ali hendak menemuinya, Rasul bertemu dengan Fatimah dan menanyakan, “dimanakah putera pamanku itu?” fatimah menjawab : “di masjid”. Rasul menemui Ali dimasjid dan ketika Ali hendak berdiri, lalu selendangnya terjatuh, dan tanah mengotori punggungnya. Rasulullah menghapuskan tanah di punggung Ali dan berkata, “duduklah wahai Abu Turab, duduklah wahai Abu Turab”.
c.    Ali bin Abi Thalib membenci perselisihan
Diriwayatkan dari Abidah bin Amru as-Salmani, dari Ali bin Abi Thalib, Ia berkata: “putuskanlah  hukum seperti kalian memutuskannya dahulu. Sesungguhnya aku membenci perselisihan. Upayakanlah agar kaum muslimin satu jama’ah, atau aku mati sebagaimana sahabat- sahabatku mati.
Kemudian dari sumber yang berbeda, keistimewaan Ali dapt dilihat dari sifat-sifatnya sebagai berikut.
a.    Menghindari kezhaliman
Ali bin Abi Thalib adalah orang yang pemberani, namun dengan keberaniannya itu Ia mempu menghidari kezhaliman. Sekali pun Ali tidak pernah memulai serangan terhadap seseorang, jika Ia dapat menghindarinya. Dan Ali menasehatkan kepada anaknya Hasan, “ jangan kamu menantang orang berduel. Jika kamu ditantang maka hadapilah tantangan itu, sebab orang yang menantang adalah aniaya, orang yang aniaya akan kalah.
b.    Hati yang bersih dari rasa dengki musuh
Kecerdasan Ali diimbangi dengan hati yang bersih dari rasa dengki terhadap orang yang memusuhinya. Ali melarang keluarga dan sahabat-sahabatnya melakukan mutslah kepada seorang pembunuh dan membunuh orang yang bukan pembunuh.
c.    Tidak berlebih-lebihan dalam mengatakan sesuatu
Ali bin Abi Thalib tidak berlebih-lebihan dalam mengatakan sesuatu atau pun menyembunyikannya, serta tidak mau menerima sikap berlebihan, meskipun dari orang yang memujinya. Terkadang Ali mendapatkan pujian yang berlebihan, sedangkan Ali sendiri ragu dengan niatnya, lalu Ali menjelaskan kepada orang itu, “ Saya tidak sempurna seperti yang engkau katakan dan lebih mulia dari anggapan apa yang terkandung dalam hatimu”.
d.   Pribadi yang zuhud
Diantara keistimewaan Ali bin Abi Thalib adalah sifat kezuhudan yang dimilikinya.
“Manusia yang paling zuhud terhadap dunia adalah Ali bin Abi Thalib”. Sufyan berkata: “sesungguhnya Ali tidak pernah meletakkan batu bata diatas batu bata, tanah liat diatas tanah liat, sepotong kayu diatas potongan lainnya (membangun rumah) dan tidak pernah mengumpulkan harta”.
Dia menolak untuk menempati istana putih di Kuffah karena mengutamakan gubuk yang ditempati oleh fakir miskin, dan kadang-kadang Ia menjual pedangnya untuk membeli pakaian dan makanan[13].
Meskipun Ali sangat zuhud, Namun ali jauh dari tabiat kasar, sempit dada, kurang pergaulan. Bahkan Ali adalah orang yang sangat toleran terhadap sesama.
Inilah Ali bin Abi Thalib, seseorang yang pemberani dengan keberanannya, orang yang zuhud lagi lurus, tidak berlebih-lebihan, dan menghidar dari kezhaliman.
C.  Wafatnya Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib wafat terbunuh pada malam jum’at waktu sahur tanggal 17 ramadhan 40H. Beliau wafat pada usia 63 tahun. Pembunuhan Ali bin Abi Thalib ini didasari oler dendam lama di Nahrawan.
Tokoh yang mengadakan konspirasi untuk membunuh Ali bin Abi Thalib adalah Ibnu Muljam al-Himyari al-Kindi atau nama sebenarnya Abdurrahman bin Amru bersama kedua temannya, wardan dan Syabib. Pembunuhan ini sudah direncanakan dengan sangat matang. Syabib bertindak sebagai eksekutor, Ia di hadapan pintu menanti Ali  keluar rumah untuk membangunkan orang shalat. Lalu Syabib memukul leher, dan menebas kepala bagian atas Ali bin Abi Thalib, sehingga mengucurlah darah pada jenggot beliau.
Pada saat itu, Ali sempat berteriak dan memerintahkan untuk menangkap para pembunuh, dan mereka pun melarikan diri. Wardan berhasil di kejar dan langsung dibunuh, Syabib berhasil lolos dari kejaran, sedangkan Ibnu Muljam ditangkap dengan tangan terikat. Kemudian Ali bin Abi Thalib dibawa kerumah dan serta Ibnu Muljam. Ali bertanya , “apa yang mendorongmu melakukan ini ?”, Ia menjawab : “aku telah mengasah pedang ini selama empat pulu hari dan aku memohon kepada Allah agar dapat membunuh makhluk yang paling buruk dengan pedang ini”. Ali berkata : “menurutku engkaulah yang harus terbunuh dengan pedang itu, menurutku engkaulah makhluk yang paling buruk!”.
Kemudian Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa, jika beliau wafat maka bunuhlah Ibnu Muljam itu. Tetapi jika beliau hidup, maka dialah yang lebih tau bagaimana hukuman yang pantas untuknya.
Jenazah Ali bin Abi Thalib dimandikan oleh Abdullah bin Ja’far, kemudian dishalatkan oleh putera beliau Hasan,  dimakamkan pada malam hari di Darul Imarah, Kuffah[14]. Semoga Allah me-ridhai Ali bin Abi Thalib.




PENUTUP
A.  Kesimpulan
Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang istimewa bagi Rasulullah, karena Ali bagian dari keluarganya, yaitu sebagai sepupu, serta menantu Rasulullah.
Ali bin Abi Thalib adalah seorang muslim sejati, hatinya tak pernah tercampur dengan menyembah kapada berhala. Beliau turut serta menyebarkan dakwan islamiyah bersama Rasulullah, serta ikut dalam berbagai peperangan.
Ali bin Abi Thalib memiliki sifat yang mulia, Ia orang yang cerdas pemikirannya, suci hatinya, zuhud, dan menjauhkan diri dari berbuat zalim, serta sahabat yang pemberani.
B.  Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan tersebut, penulis menghimbau dan menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa atau pun para pemimpin untuk dapat menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai panutan dalam membentuk semuah pribadi yang teguh pendirian, yang mencintai Allah SWT dan RasulNya.







DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abbas Mahmoud al-Akkad. 1979. (Ketaqwaan Khalifah Ali Bin Abi Thalib). (terj.Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad). Jakarta: Bulan Bintang.

Ali Mufrodi. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos.

Hepi Andi Bastoni. 2007. (101 Sahabat Nabi). Jakarta: Pustaka al-Kautsar.

Ibnu Katsir. 2004. (Al-Bidayah Wan Nihayah). Jakarta: Darul Haq.


[1] Abbas Mahmoud al-Akkad, 1979, (Ketaqwaan Khalifah Ali Bin Abi Thalib), (terj.Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad), Jakarta: Bulan Bintang, h.43.
[2] Hepi Andi Bastoni, 2007, (101 Sahabat Nabi), Jakarta: Pustaka al-Kautsar, h.179.
[3] Ibnu Katsir, 2004, (Al-Bidayah Wan Nihayah), Jakarta: Darul Haq, h.415.
[4] Ibid.,
[5] Abbas Mahmoud al-Akkad, Op.Cit., h.15.
[6] Ibid.,
[7] Ibid., h.16.
[8] Ibnu Katsir, Op.Cit., h.416.
[9] Ibid.,
[10] Ali Mufrodi, 1997,  Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, h. 63.
[11] Ibnu Katsir, Op.Cit., hh. 426-428.
[12] Ibid., h. 422.
[13] Abbas Mahmoud al-Akkad, Op.Cit, h. 31.
[14] Ibid., hh. 435-439.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Download Video Youtube Paling Gampang

Hai sobat youtubers ... Kalian dapat menyimpan video yang anda sukai di youtube.com tanpa perlu online setiap hari, dan buffering. Cukup anda download sekali seumur hidup anda...hehehe, Dalam hal ini, saya menawarkan 3 motode pilihan: 1. Menggunakan website id.savefrom.net ( recommended) 2.memakai kode "ss" 3. menggunakan website converter   1. Menggunakan website savefrom.net ( recommended) Open video youtube yg akan di download. klik tombol share / bagikan , pilih salin URL. buka website  SaveFrom . Paste di kolom URL. Enjoy it. 2. Memakai Kode "ss" untuk menggunakan cara ini, terlbih dahulu anda masuk ke laman youtube. kemudian cari video yg anda inginkan dan putar video tersebut. pada saat video berjalan, anda tambahkan huruf "ss" pada adress bar diatas , contoh: http//www.youtube.com/watch/blablblbalballab tambahkan "ss" pada awal kata youtube, sehingga menjadi: http//www.ssyoutube.com/watch/blablblbalballab kemudian anda akan mas

Makalah Amtsal dan Aqsam

BAB I PENDAHULUAN Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk bahasa Arab, sebab masyarakat yang dihadapi pada masa itu adalah masyarakat Arab. Ketika mereka menerima pemberitaan ini, tentunya ada yang percaya dan mengimani sepenuh hatinya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada yang mengingkari dan tidak mau mempercayai kebenaran Al-Qur’an. Kesiapan jiwa setiap individu sangat menentukan bagaimana reaksinya terhadap penerimaan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Illahi. Bermacam-macam uslub dalam Al-Qur’an ditujukan untuk memikat hati mereka, agar mereka tertarik untuk menerima kebenaran wahyu. Di antara uslub yang dipergunakan adalah amtsal dan qasam, untuk memperkuat kebenaran berita yang akan disampaikan kepada manusia. Tidak sedikit peumpamaan dan sumpah yang dipergunakan Allah SWT dalam Al-Qur’an, agar manusia menjadi terbuka hatinya, menerima suatu kebenaran. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mendalami materi Aqsam Al-Qur’an dalam materi pembelajaran ini,

Gaya Bahasa Al Quran

I.P ENDAHULUAN Al-Quran   merupakan firman Tuhan yang memiliki kemukjizatan dalam berbagai aspeknya. Salah satu aspek kemukjizatannya adalah aspek    bahasa. Bahasa Al-Quran diakui oleh para pakar dunia memiliki gaya bahasa yang sangat indah dan menarik untuk dikaji. Di dalamnya terdapat keharmonisan dalam pemilihan kata-kata, baik dari segi jumlah maupun ketepatan maknanya.   Didalam surat Yusuf ayat 2 yang arti nya “ kami turunkan Al-Qur`an dalam bahasa Arab, agar kalian pikirkan”. Al-Qur`an pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa nabi Muhammad Saw. Keahlian mereka adalah bahasa dan sastra Arab. Sebenarnya orang-orang Arab hidup pada masa turunnya Al-Qur`an adalah masyarakat yang paling mengetahui keunikan dan keistimewaan Al-Qur`an serta ketidakmampuan manusia untuk menyusun semacamnya. Dan juga untuk mengokohkan ayat diatas dijelaskan juga dalam Q.S An-Nahl ayat 103: “Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata,” sesungguhnya Al-Qur`an diajar