Skip to main content

Pendidikan Islam masa Kerajaan di Indonesia



PEMBAHASAN


  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Samudera Pasai

Para ahli sependapat bahwa agama islam sudah masuk ke Indonesia (khususnya sumatera) sejak abad ke-7 atau 8 M, meskipun ketentuan tentang tahunnya secara pasti terdapat sedikit perbedaan.

Dari beberapa catatan sejarah, bahwa Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya al-Malik Ibrahim bin Mahdum. Tapi catatan lain ada yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak. Hal ini dikuatkan oleh Yusuf Abdullah Puar, dengan mengutip pendapat seorang pakar sejarah Dr.NA.Baloch dalam bukunya “Advend of Islam in Indonesia”. Tetapi bukti-bukti kuat yang mendukung fakta sejarah ini tidak banyak ditemukan, terutama menyangkut referensi yang mengarah ke arah itu.

Seorang pengembara dari Maroko yang bernama Ibnu Battutah pada tahun 1345 M sempat singgah di Kerajaan Pasaipada zaman pemerintahan Malik azZhahir, saat perjalanannya ke Cina. Ibnu Battutah menuturkan bahwa ia sangat mengagumi akan keadaan Kerajaan Pasai, di mana rajanya sangat alim dan begitu pula dalam ilmu agamanya, dengan menganut paham Mazhab Syafi’I, dan serta mempraktekkan pola hidup yang sangat sederhana.

Menurut yang dikemukakan Ibnu Battutah tersebut, dapat ditarik kepada system pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Pasai, yaitu :

1)      Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at ialah fiqh mazhab syafi’i
2)      Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis ta’lim dan halaqah
3)      Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh agama
4)      Biaya pendidikan agama bersumber dari negara.

Pada kerajaan Pasai ini, sudah terjadi hubungan antara Malaka dan Pasai, bahkan Isalam berkembang si Malaka lewat Pasai. Raja Malaka memeluk Islam karena kawin denga putrid dari kerajaan Pasai.


  1. Pendidikan Islam di kerajaan perlak

kerajaan perlak merupakan salah satu kerajaan tertua yang ada di Indonesia, bahkan ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudera Pasai. Alasannya, seorang Putri Ganggang Sari telah kawin dengan Merah Selu (Malik asShaleh) yang diketahui adalah Raja Pasai pertama. Namun sebagaimana dikemukakan terdahulu, tidak banyak bahan kepustakaan yang menjurus kea rah itu untuk menguatkan pendapat tersebut.

Yang jelas Perlak merupakan daerah yang terletak sangat strategis di Pantai Selat Malaka, dan bebas dari pengaruh Hindu. Berdasarkan factor demikian maka Islam dengan mudah sekali bertapak di Perlak tanpa kegoncangan sosial dengan penduduk pribumi.

Berita perjalanan Marco Polo pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M. dia menerangkan bahwa Ibukota Perlak ramai dikunjungi pedagang Islam dari Timur Tengah, Parsi dan India, yang sekaligus melakukan tugas-tugas dakwah.

Menurut riwayatnya, Sultan Mahdum Alauddin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai sultan yang keenam, terkenal sebagai sultan yang arif  bijaksana lagi alim sekaligus seorang ulama. Dan sultan inilah yang mendirikan semacam perguruan tingi Islam pada saat itu.

Begitu pula di Perlak ini terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis ta’lim tinggi, yang dihadiri khusuh oleh para murid yang sudah alim dan mendalami ilmunya. Pada majelis ta’lim ini diajarkan kitab-kitab agama yang punya bobot dan pengetahuan tinggi, seperti kitab Al Um karangan Imam Syafi’I dan sebagainya. Dengan demikian pada kerajaan Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan dengan baik.

  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh Darussalam yang diprolamasikan pada tanggal 12 Zulkaedah 916 H (1511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan pendidikan islam dan ilmu pengetahuan.

Proklamasi Kerajaan Aceh Darussalam tersebut adalah hasil perebutan kerajaan Isalam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di belahan timur. Putra Sulatan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah (1507-1522).

Dalam bidang pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam adalah benar-benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga Negara yang bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, di antaranya :

1)      Balai Seutia Hukama
Merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para ulama, ahli piker dan cendekiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

2)      Balai Seutia Ulama
Merupakan jawatan pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.

3)      Balai Jamaah Himpunan Ulama
Merupakan kelompok studi tempat para ulama dan serjana berkumpul untuk bertukar pikiran membahas persoalan-persoalan pendidikan dan ilmu pendidikannya.

Adapun jenjang pendidikan yang ada adalah sebagai berikut :

1)      Meunasah (Madrasah)
Tedapat di setiap kampong, berfungsi sebagai sekolah dasar, materi yang diajarkan yaitu ; menulis dan membaca huruf Arab, ilmu agama, bahasa jawi/melayu, akhlak dan sejarah Islam

2)      Rangkang
Diselenggarakan di setiap mukim, merupakan masjid sebagai tempat berbagai aktifitas umat termasuk pendidikan. Rangkang adalah setingkat Madrasah Tsanawiyah. Materi yang diajarkan ; Bahasa Arab, ilmu bumi, sejarah, berhitung (hisab), akhlak, fiqh dan lain-lain

3)      Dayah
Terdapat di setiap daerah ulebalang dan terkadang berpusat di mesjid, dapat disamakan dengan Madrasah Aliyah sekarang. Materi yang diajarkan ; fiqh, bahasa arab, tauhid, tasawuf/akhlak, ilmu bumi, sejarah/tata Negara, ilmu pasti dan faraid.




4)      Dayah Teuku Cik
Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau akademi, diajarkan fiqh, tafsir, hadist, tauhid, akhlak/tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra arab, sejarah dan tata Negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.

Dengan demikian, jelas sekali bahwa di kerajaan Aceh Darussalam ilmu pengetahuan benar-benar berkembang dengan pesat dan mampu melahirkan para ulama dan ahli ilmu pengetahuan.


  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Demak

Tentang berdirinya kerajaan demak, para ahli sejarah tampaknya berbeda pendapat. Sebagian ahli berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M, pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit. Adapula yang berpendatpat, bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1518 M. hal ini berdasarkan, bahwa pada tahun tersebut merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII yang mendapat  serbuan tentara Raden Fatarh dari Demak.

Setelah berdirinya kerajaan Demak, pendidikan Islam bertambah maju karena telah ada pemerintah yang menyelenggarakannya dan pembesar-pembasar Islam membelanya.

Tentang system pelaksanaan pendidikan  dan pengajaran agama Islam di Demak punya kemiripan dengan yang dilaksanakan di Aceh, yaitu dengan mendirikan mesjid ditempat-tempat yang menjadi sentral di suatu daerah, di sana diajarkan pendidikan agama di bawah pimpinan seorang Badal untuk menjadi seorang guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber agama Islam.

Wali suatu daerah diberi gelaran resmi, yaitu gelar Sunan dengan ditambah nama daerahnya, sehingga tersebutlah nama-nama seperti ; Sunan Gunung Jati, Sunan Geseng, Kiai Ageng Tarub, dan lain-lain.

Memang antara kerajaan Demak dengan wali-wali yang sembilan datu Walisongo terjalin hubungan yang bersifat khusus, yang boleh dikatakan semacam hubungan timbal-balik, di mana sangatlah besar peranan para walisongo dibidang dakwah Islam, dan juga Raden Fatah sendiri menjadi raja adalah atas keputusan para wali dan dalam hal ini para wali tersebut juga sebagai penasihat dan pembantu raja.

Dengan kondisi tersebut, maka yang menjadi sasaran pendidikan dan dakwah Islam meliputi kalangan pemerintah dan rakyat umum.

Adanya kebijaksanaan para wali-wali  menyiarkan agama dan memasukkan anasir-anasir pendidikan dan pengajaran Islam dalam segala cabang kebudayaan nasional Indonesia, sangat menggembirakan, sehingga agama Islam dapat tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia.


  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Islam Mataram

Kerajaan Demak ternyata tidak bertahan lama, pada tahun 1568 M terjadi perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang. Namun adanya perpindahan ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan yang berarti terhadap sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang sudah berjalan.

Pada zaman kerajaan Mataram, pendidikan sudah mendapatkan perhatian sedemikian rupa, seolah-olah tertanam semacam kesadaran akan endidikan dapa masyarakat kala itu. Meskipun tidak ada semacam Undang-undang Wajib Belajar, tapi anak-anak usia sekolah tampaknya harus belajar pada tempat-tempat pengajian di desannya atas kehendak orang tuanya sendiri.

Katika itu hamper disetiap desa diadakan tempat pengajian alquran, juga ada tempat pengajian kitab bagi murid-murid yang telah khatam mengaji alquran.tempat pengajiannya disebut pesantren. Para santri harus tinggal di asrama yang dinamai pondok, di dekat pesantren tersebut.

Adapun cara yang dipergunakan untuk mengajarkan kitab ialah denga system sorongan, satu-persatu bagi murid permulaan, dan dengan cara bandungan (halaqah) bagi pelajar yang sudah lama dan mendalami keilmuannya.


Kitab-kitab yang diajarkan pada pesantren itu ialah kitab-kitab besar dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan kata demi kata kedalam bahasa daerah dan dilakukan secara halaqah. Bermacam-macam ilmu agama telah diajarkan disini, seperti : fiqh, tafsir, hadist, ilmu kalam, tasawuf dan sebagainya. Selain pesantren besar, juga diselenggarakan semacam pesantren takhassus, yang mengajarkan suat cabang ilmu agama dengan cara mendalam atau spesialisasi.

Disamping para pedagang, ada juga orang-orang yang sangat berjasa diantaranya wali sembilan atau terkenal dengan sebutan wali songo, yaitu sebagai berikut :
a. Maulana Malik Ibrahim
b. Sunan Ampel
c. Sunan Bunang
d. Sunan Giri
e. Sunan Drajat
f. Sunan Kudus
g. Sunan kalijogo
h. Sunan Muria
i. Sunan Gunung Djati.

  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Islam di Banjarmasin

Tentang berdirinya kerajan Islam di Banjar ini, menurut Drs.Idwar Saleh ialah pada hari Rabu Wage, 24 september 1526 M, dua hari sebelum hari raya idul fitri, sesudah Pangeran Samudera yang kemudian berganti dama dengan Sultan Suriansyah menang perang dengan Pangeran Tumanggung di Negara Daha.

Lembaga pendidikan islam pertama dikenal dengan nama langgar. Orang pertama yang mendirikan langgar adalah Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama banjar yang pernah menuntut ilmu keislaman di Aceh dan Makkah selama beberapa tahun. Sekembalinnya ke Banjarmasin, ia membuat langgar yang didirikan di pinggiran ibukota kerajaan yang kemudian dikenal dengan nama Kampung Dalam Pagar. Langgar di Banjar banyak kemiripannya denga pesantren di jawa.

Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan islam di Nusantara ditulis dalam huruf Arab Melayu atau Pegon. Dengan huruf itu masyarakat Melayu umumnya pandai membaca dan menulis.

Pendidikan islam di Kalimantan pada tahun 1716 M, di Kalimantan terdapat Ulama besar yang bernama Syekh Arsyad Al-Banjari dari desa Kalapayan yang terkenal sebagai pendidik dan muballigh besar.

       Di Kalimantan terdapat madrasah-madrasah yang mengajarkan agama dan serta pelajaran umum, diantaranya sebagai berikut.

a. Pesantren atau madrasah di Kalimantan Barat yang bernama madrasatun najah wal fatah
b. Sekolah menengah islam
c. Madrasah normal islam ana untai.
d. Perkumpulan ikatan madrasah-madarasah islam (I.M.I) Amuntai

  1. Pendidikan Islam di Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Kembar Gowa – Tallo tahun 1605 M. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwaul Islam. Menyusul di belakangnya, Raja Gowa benrama Sultan Aluddin. Dalam waktu dua tahun, seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Mubalig Islam yang berjasa ialah Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand).
Pendidikan islam di Sulawesi sejak kerajaan islam Gowa Tallo, pesantren banyak berdiri dan berkembang dengan pesat di Sulawesi. Perkembangan itu mulai pesat sejak adanya alim ulama bugis yang datang dari tanah suci, yang bermukin disana beberapa tahun lamanya yaitu Syekh As’ad.

      Adapun madrasah-madrasah yang didirikan oleh Syekh As’ad yaitu : Madrasah Amiriah islamiah di Bone (Sulawesi 1933), madrasah Amiriah islamiah mempunyai 3 bagian yaitu sebagai berikut :
a. Bagian Itidaiyah.
b. Bagian tsanawiyah.
c. Bagian mu’alimin.

  1. Pendidikan Islam di Nusa Tenggara
Islam masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan penaklukan daerah Bore (1606), Bima (1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M) oleh Kerajaan Goa. Dengan ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar ke daerah taklukannya sampai ke Nusa Tenggara.
Pendidikan Islam di Nusa Tenggara yaitu, Madrasah Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah didirikan pada tanggal 15 Juni 1356 H oleh H. M. Zainuddin. Seorang ulama besar di Pancor ( Lombok Timur )

      Pada tanggal 1943 M didirikan madrasah Nahdatul Banat Diniyah Islamiyah disamping Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyah.

      Madarasah ini ditunjukkan bagi murid putri-putri madrasah ini mempunyai beberapa bagian, diantaranya :
a. Tadliryah.
b. Ibtidaiyah.
c. Mu’allimin/mukallimin.
d. Bagian SMI.
e. Bagian PGA.

     Pelajaran bagian tadliryah dan ibtidaiyah dititik beratkan pada mata pelajaran agama islam. Pada bagian Mu’allimin/mu’allimat 70 pelajaran agama 30 pengetahuan umum.

     Pada akhir 1372 H, madrasah Nahdhatul Banat Diniyah Islamiyah dengan seluruh cabangnya dijelmakan menjadi satu organisasi dengan nama Nahdhatul Watahan yang berpusat di Pancor (Lombok Timur).



DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hasbullah. 2001. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sunanto, Musyrifah. 2010. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Download Video Youtube Paling Gampang

Hai sobat youtubers ... Kalian dapat menyimpan video yang anda sukai di youtube.com tanpa perlu online setiap hari, dan buffering. Cukup anda download sekali seumur hidup anda...hehehe, Dalam hal ini, saya menawarkan 3 motode pilihan: 1. Menggunakan website id.savefrom.net ( recommended) 2.memakai kode "ss" 3. menggunakan website converter   1. Menggunakan website savefrom.net ( recommended) Open video youtube yg akan di download. klik tombol share / bagikan , pilih salin URL. buka website  SaveFrom . Paste di kolom URL. Enjoy it. 2. Memakai Kode "ss" untuk menggunakan cara ini, terlbih dahulu anda masuk ke laman youtube. kemudian cari video yg anda inginkan dan putar video tersebut. pada saat video berjalan, anda tambahkan huruf "ss" pada adress bar diatas , contoh: http//www.youtube.com/watch/blablblbalballab tambahkan "ss" pada awal kata youtube, sehingga menjadi: http//www.ssyoutube.com/watch/blablblbalballab kemudian anda akan mas

Makalah Amtsal dan Aqsam

BAB I PENDAHULUAN Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk bahasa Arab, sebab masyarakat yang dihadapi pada masa itu adalah masyarakat Arab. Ketika mereka menerima pemberitaan ini, tentunya ada yang percaya dan mengimani sepenuh hatinya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada yang mengingkari dan tidak mau mempercayai kebenaran Al-Qur’an. Kesiapan jiwa setiap individu sangat menentukan bagaimana reaksinya terhadap penerimaan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Illahi. Bermacam-macam uslub dalam Al-Qur’an ditujukan untuk memikat hati mereka, agar mereka tertarik untuk menerima kebenaran wahyu. Di antara uslub yang dipergunakan adalah amtsal dan qasam, untuk memperkuat kebenaran berita yang akan disampaikan kepada manusia. Tidak sedikit peumpamaan dan sumpah yang dipergunakan Allah SWT dalam Al-Qur’an, agar manusia menjadi terbuka hatinya, menerima suatu kebenaran. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mendalami materi Aqsam Al-Qur’an dalam materi pembelajaran ini,

Gaya Bahasa Al Quran

I.P ENDAHULUAN Al-Quran   merupakan firman Tuhan yang memiliki kemukjizatan dalam berbagai aspeknya. Salah satu aspek kemukjizatannya adalah aspek    bahasa. Bahasa Al-Quran diakui oleh para pakar dunia memiliki gaya bahasa yang sangat indah dan menarik untuk dikaji. Di dalamnya terdapat keharmonisan dalam pemilihan kata-kata, baik dari segi jumlah maupun ketepatan maknanya.   Didalam surat Yusuf ayat 2 yang arti nya “ kami turunkan Al-Qur`an dalam bahasa Arab, agar kalian pikirkan”. Al-Qur`an pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa nabi Muhammad Saw. Keahlian mereka adalah bahasa dan sastra Arab. Sebenarnya orang-orang Arab hidup pada masa turunnya Al-Qur`an adalah masyarakat yang paling mengetahui keunikan dan keistimewaan Al-Qur`an serta ketidakmampuan manusia untuk menyusun semacamnya. Dan juga untuk mengokohkan ayat diatas dijelaskan juga dalam Q.S An-Nahl ayat 103: “Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata,” sesungguhnya Al-Qur`an diajar